(8) Boyfriend

341 30 11
                                    

*

*

*

Jungkook POV

Noona memarahiku habis-habisan. Awalnya aku yang marah karena tidak diizinkan membuat SIM, tapi sekarang keadaan berbalik. Aku justru kena marah. Aku hanya bisa menunduk saat Noona terus saja mengomel.

Ya ya ya, aku tahu belajar mengemudi memang berisiko apalagi dilakukan tanpa pengawasan ahli. Namun aku ingin bisa. Aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa pada teman-teman yang sering mengolok.

"Katakan, siapa yang mengajarimu?"

Aku bungkam. Sedari tadi Noona terus saja menanyakan itu tapi aku tidak berani menjawab. Taehyung Hyung pasti akan kena imbas jika aku mengadu. Taehyung Hyung tidak bersalah. Dalam kasus ini, akulah yang sebenarnya bersalah. Dulu Taehyung Hyung sudah menolak tapi aku terus saja memaksanya.

"Jungkook!"

Aku tetap bungkam.

"Baiklah, kalau kau tidak mau memberitahu, aku tidak akan pernah mengizinkanmu membuat SIM." Noona berbalik, aku kelabakan.

Aku buru-buru mengejar. "Noona, jangan seperti itu. Aku ingin memiliki SIM. Ayolah Noona. Ya ya? Aku mohon." Kataku sambil saling menautkan kedua telapak tangan di depan dada, menunjukkan pose penuh penyesalan.

"Aku akan memberimu izin jika kau mengatakan siapa yang mengajarimu."

"A-aku belajar sendiri." Sesekali berbohong tidak apa-apa kan?

"Jangan membohongiku. Katakan yang sejujurnya." Namun sialnya Noona-ku ini tidak bisa ditipu dengan mudah. Taehyung Hyung, maafkan aku.

"Tae-Taehyung Hyung."

"Sudah kuduga."

"Noona, jangan memarahinya. Taehyung Hyung tidak bersalah. Aku yang memohon padanya. Kalau Noona ingin marah, marah saja padaku." Sebisa mungkin aku mencoba meyakinkan Noona agar tidak menyeret Taehyung Hyung dalam permasalahan ini.

"Menyingkirlah, aku mau ke kamar."

"Noona." Aku tetap pada pose memohonku. "Jangan apa-apakan Taehyung Hyung kumohon." Untuk saat ini aku lebih takut jika Noona memarahi Taehyung Hyung dari pada Noona memarahiku. Biar bagaimanapun Taehyung Hyung banyak berjasa dalam kepiawaianku mengemudi baik itu mobil maupun motor.

"Noona," Aku merengek.

"Aku tidak akan memarahi Kim Taehyung sialan itu. Sekarang menyingkirlah." Noona berlalu, mengabaikanku.

Saat Noona membuka pintu kamarku, aku teringat sesuatu.

"Noona!" Aku menahannya.

Noona-ku berbalik. "Apa lagi?" Tanyanya sedikit jutek.

"Jangan bilang pada Appa ya?" Pose andalanku belum luntur dan kini aku tambah dengan ekspresi imut ala anak anjing.

Noona menghela napas panjang. "Kalau begitu kau harus tetap mengikuti kursus mengemudi. Paling tidak itu bisa meyakinkan Appa tanpa membuatnya curiga."

Ah benar juga. Kenapa tidak dari awal saja aku mengiyakan saat disuruh kursus? Jika aku langsung setuju, maka tidak akan ada adegan aku dimarahi kan? Taehyung Hyung juga akan aman. Salahkan saja si Jungkook yang sedang emosi itu, yang lebih mementingkan egonya daripada kebaikan hari esok. Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang yang paling penting adalah Noona mendukungku.

Love Is Not Over ✔On viuen les histories. Descobreix ara